Pengertian Kepribadian

Pengertian Kepribadian Manusia adalah makhluk yang unik dalam tingah lakunya. Tidak ada dua orang yang memiliki sifat dan ciri tingkah laku sama, walaupun mereka terlahir kembar sekali pun. Mungkin saja wajah dan ciri fisik lainnya mirip, akan tetapi perilaku setiap individu selalu berbeda. Keunikan ciri perilaku seperti ini dinamakan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda. Berikut ini beberapa penjelasan (teori) mengenai terbentuknya kepribadian seseorang.
Cermin Diri
Menurut Cooley (1902), kepribadian seseorang berkembang melalui proses bertahap yang rumit dan berlangsung seumur hidup. Kepribadian seseorang hanya dapat berkembang dengan bantuan orang lain, karena orang lainlah yang memberikan gambaran mengenai diri kita. Dari gambaran diri atau cermin diri yang diberikan orang lain itu kemudian kepribadian kita terbentuk.
Misalnya, seorang anak putri oleh orang tuanya selalu disanjung sebagai anak yang manis dan baik, maka anak itu akan berperilaku sebagai anak yang manis dan baik. Kepribadiannya pun akan cenderung berkembang menjadi anak yang manis dan baik pula. Mungkin saja pada kenyataannya anak itu tidak benar-benar manis seperti yang digambarkan. Namun, itu bukan masalah, karena gambaran diri seseorang tidak berkaitan dengan fakta yang objektif mengenai orang yang digambarkan. Inilah konsep cermin diri yang dibuat Cooley.
Generalisasi Orang Lain
Hampir sama dengan teori di atas, George Herbert Mead (1934) menjelaskan bahwa kepribadian dibentuk oleh generalisasi orang lain. Menurut teori ini, setiap orang meyakini bahwa orang lain memiliki harapan terhadap perilaku kita. Harapan itulah yang kita hayati, sehingga perilaku kita benarbenar seperti apa yang menurut kita sesuai dengan harapan orang lain. Misalnya, seorang anak meyakini bahwa orang tuanya mengharapkannya menjadi anak yang baik dan pintar, maka kepribadian anak itu pun akan berkembang ke arah itu. Harapan-harapan orang tua biasanya dinyataan secara langsung maupun tidak langsung kepada sang anak. Dengan mengetahui, mengerti, dan menghayati harapan itu, lama-kelamaan anak tersebut berusaha mengembangkan diri agar sesuai dengan harapan orang tua. Perlu diingat bahwa harapan-harapan orang lain tidak hanya berasal dari orang tua. Siapa saja yang berpengaruh dapat menjadi pembentuk kepribadian seorang anak.
Konflik Individu dan Masyarakat
Menurut Sigmund Freud, kepribadian terbentuk sebagai akibat konflik mendasar dan abadi antara individu dengan masyarakatnya. Jiwa seseorang terdiri atas tiga bagian, yaitu id, superego, dan ego. Id adalah pusat nafsu dan dorongan-dorongan yang bersifat naluriah, antisosial, dan rakus. Superego adalah jalinan antara cita-cita dan nilai-nilai sosial yang dihayati seseorang sehingga membentuk hati nurani, sedangkan ego adalah bagian yang bersifat sadar dan rasional, sehingga mampu mengendalikan konflik antara superego dengan id. Pertentangan antara dorongan naluriah yang cenderung merusak (id) dengan nilai-nilai sosial yang menekan (superego), dikendalikan oleh kesadaran (ego) akhirnya melahirkan perilaku khas. Perilaku-perilaku khas yang dimiliki seseorang inilah yang disebut kepribadian. Apabila dorongan naluriah lebih kuat, maka kepribadian yang terbentuk cenderung negatif. Sebaliknya, apabila desakan nilai-nilai sosial yang kuat, maka kepribadian yang terbentuk bersifat positif. 
Ketiga penjelasan di atas sama-sama menganggap bahwa kepribadian seseorang merupakan hasil pengaruh dari lingkungan. Selain itu, kepribadian seseorang juga hasil pengaruh faktor yang dibawa sejak lahir (naluri, menurut Freud). Pengaruh lingkungan menunjukkan bahwa kepribadian merupakan hasil proses sosialisasi, sedangkan faktor bawaan diperoleh dari keturunan (orang tua).
Faktor keturunan dianggap tidak begitu penting tetapi tetap diakui keberadaannya. Perpaduan faktor bawaan dan pengaruh lingkungan membentuk kepribadian yang unik pada setiap orang. Keunikan tersebut meliputi kebiasaan, harapan, sikap, cara berpikir, dan cara bertindak sehari-hari yang berbeda dengan orang lain. Misalnya, seseorang memiliki daya kreasi tinggi dan cenderung merombak tradisi-tradisi yang dianggap kuno. Akan tetapi, norma sosial tidak mendukung, maka perkembangan kepribadian Anda ke arah ‘manusia kreatif’ menjadi terhambat. Oleh karena itu, kepribadian adalah keseluruhan ciri perilaku seseorang yang unik sebagai akibat pengaruh bawaan dan lingkungan.[is]