Penerapan Pengetahuan Sosiologi bagi Pembuat Keputusan

Penerapan Pengetahuan Sosiologi bagi Pembuat Keputusan - Sebagai sebuah ilmu, kegiatan utama sosiologi adalah melakukan penelitian ilmiah. Yang hasilnya berupa informasi mengenai berbagai hal di masyarakat. Misalnya, penelitian sosiologi mengenai dampak perjudian bagi kehidupan keluarga miskin. Informasi yang diperoleh menjadi dasar bagi pemerintah untuk membuat kebijaksanaan, apakah perlu melarang praktik perjudian atau justru dilegalkan. Apabila hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak keluarga miskin terjerat judi dan mengakibatkan kehidupan keluarga mereka merosot, maka pemerintah harus melarang segala macam bentuk perjudian. Pemerintah dapat membuat berbagai aturan teknis yang mempersulit beroperasinya perjudian. Di sisi lain, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai lembaga pembuat undangundang juga membutuhkan masukan dari penelitian itu. Masukan itu menjadi bahan pertimbangan dalam membuat undang-undang mengenai perjudian. Inilah salah satu bentuk penerapan pengetahuan sosiologi bagi pemerintah sebelum membuat keputusan atau kebijakan. Pembuat keputusan bukan hanya DPR dan pemerintah saja. Dalam setiap organisasi, selalu ada keputusan yang dibuat sehubungan dengan fungsi dan tugas masing-masing. Sebuah perusahaan penambangan minyak misalnya.

Kita dapat melihat dampak penambangan gas di Jawa Timur (PT. Lapindo Brantas) yang selama berbulan-bulan merugikan masyarakat karena kebocoran lumpur panas dari kilang minyak membanjiri pemukiman penduduk dan lingkungan sekitarnya. Masalah telah terjadi, dan banyak warga yang dirugikan. Di sinilah diperlukan bantuan pengetahuan sosiologi untuk memecahkan dampak sosial peristiwa tersebut. Pimpinan perusahaan tentu tidak akan serta-merta memberikan ganti rugi kepada setiap orang yang menuntut. Keputusan untuk memberikan ganti rugi memerlukan informasi objektif yang hanya bisa diperoleh dengan penelitian sosiologi. Informasi itu meliputi berapa keluarga yang menderita kerugian, berapa besar kerugian mereka, di mana alamat mereka, dan benar atau tidak kerugian mereka berhubungan dengan kebocoran lumpur panas perusahaan tersebut.
Semua informasi mengenai hal itu diperoleh melalui penelitian sosiologi. Baru setelah semua informasi itu terkumpul, maka pimpinan perusahaan dapat memutuskan bentuk dan besarnya ganti rugi kepada setiap korban. Bagaimana tata cara penyalurannya pun perlu dikaji secara sosiologi, sebab jika tidak justru akan menimbulkan persoalan sosial baru di masyarakat; seperti yang terjadi pada beberapa kasus pembagian uang bantuan langsung tunai (BLT) oleh pemerintah.
Masukan dari sosiologi bukanlah satu-satunya dalam upaya pemecahan masalah sehari-hari yang dialami masyarakat. Para pembuat keputusan masih membutuhkan masukan-masukan lain dari berbagai bidang ilmu. Misalnya, untuk kasus kebocoran lumpur panas di Jawa Timur, informasi hasil penelitian geologi, ekonomi, dan geografi juga dapat membantu dalam membuat keputusan. Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa pemecahan masalah sehari-hari di masyarakat bersifat multidisipliner (melibatkan banyak disiplin keilmuan). Justru karena diperlukan pendekatan multidisipliner inilah, maka pengetahuan sosiologi senantiasa turut berperan dalam berbagai penanganan persoalan sehari-hari. Uraian di atas menjelaskan bahwa pengetahuan sosiologi turut memberikan pemahaman terhadap persoalan yang terjadi. Pemecahan persoalan tidak mungkin dilakukan secara efektif tanpa didasari oleh pemahaman yang mendalam. Di sinilah wujud nyata penerapan sosiologi.[is]